04 Februari 2012

Peneliti Ubah Baju Jadi Gadget


OTTAWA - Sebuah laboratorium di Kanada telah melakukan uji coba terhadap serat khusus yang dapat digunakan untuk pembuatan layar sentuh yang lembut dan fleksibel, dengan baterai langsung ditenun di dalam pakaian tersebut.


Mengubah alat elektronik kaku menjadi bahan pakaian cerdas dan elastis belum terbukti mudah. Tapi ide awal telah mengisyaratkan penggunaan praktis yang lebih dari sekedar mode. Nantinya, orang bisa saja menggosok lengan mantel mereka untuk mengatur volume pemutar musik. Demikian dilansir Live Science, Kamis (2/2/2012).
"Kami tidak ingin orang menyadari apa yang mereka kenakan," ujar Maksim Skorobogatiy, seorang ahli fisika di Ecole Polytechnique de Montreal di Kanada.



"Ini harus jadi sesuatu yang mandiri, yang dapat mengisi sendiri baterainya, menyimpan energi dan melakukan fungsi yang berguna. Jika tidak, ini hanya akan jadi beban tambahan yang tidak kita butuhkan," tambahnya.


Skorobogatiy membentuk sebuah tim dari beragam peneliti yang berfokus pada pembuatan bagian-bagian gadget elektronik dalam versi lembut, termasuk layar multitouch, baterai, bahkan microchip transistor. Teknologi tersebut dapat membuka jalan menuju baju cerdas yang memonitor tanda-tanda kesehatan seseorang, atau bahkan bertindak sebagai komputer dapat dipakai layaknya baju.


Para peneliti menenun serat menjadi touchpad eksperimental yang memamerkan kemampuan multitouch di bagian-bagian tertentu, mirip dengan yagn dimiliki smartphone atau tablet. Selanjutnya, mereka membuat baterai dalam bentuk lembaran dengan menggabungkan bahan baterai lithium dan bahan pengikat termoplastik. Laboratorium Skorobogatiy memotong lembaran baterai ke dalam lembaran tipis dan menenunnya pada tekstil pakaian khas.


"Masalah dengan sebagian besar elektronik lembut yagn ada saat ini adalah, bahwa kebanyakan orang hanya menempatkan chip atau widget pada tekstil dan mencoba untuk mengaktifkan fungsi tekstil yang menarik. Sebagian besar elektronik tidak dirancang untuk antarmuka yang lembut," terang Skorobogatiy.


Namun, meski teknologi baju cerdas mungkin tampak dekat, masih ada hambatan psikologis karena produsen tekstil tetap ragu-ragu untuk total bekerja memanfaatkan serat baru tersebut. Para peneliti Kanada kini mencoba mengatasi hambatan tersebut dengan menyediakan serat untuk dicoba oleh para desainer.


"Kami sedang bergerak menuju baterai tekstil, elektronik, dan sensor mandiri yang bisa bekerja sendiri. Semuanya dibuat menggunakan benang tekstil," kata Skorobogatiy. (tyo)


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar